Jumat, 16 Desember 2011

"AKAN KEMANA ANAK KITA??" (catatan kecil untuk AYAH)


Anak...adalah dambaan bagi dua orang yang tengah mengarungi biduk rumahtangga. Dalam qur'an, disebutkan posisi anak:
1.  Anak sebagai Anugerah Allah (QS Ali Imran: 14)
2. Anak sebagai Ujian (Qs At Thagabun: 64)
3. Anak sebagai Amanah (QS At Tahrim: 6)

Bagaimana cara kita mendidik anak, akan tercermin dari pribadi anak ketika kelak mereka dewasa.  Di bawah ini akan dibahas 3 tipe anak yang merupakan hasil dari 3 model pendidikan orangtua: 

Anak Produk Orangtua yang Tidak Seimbang:

Disebabkan faktor budaya, seringkali ayah dijadikan sosok yang tidak tersentuh. Segala yang terbaik diperuntukkan bagi ayah dan anak tidak boleh terlalu dekat dan terlalu terbuka dengan ayah. 

Ayah merupakan orang yang hebat di luar (sibuk mencari nafkah) sedangkan ibu hanya seorang iburumahtangga dengan tipe nrimo. Tipe orangtua seperti ini akan menghasilkan anak yang kehilangan figur teladan dan mencari sosok idola dari luar lingkungan rumahnya.

Sosok idola yang ditemukan di luar, bisa berpengaruh positif jika memang sang idola mempunyai sifat-sifat positif dan layak dijadikan panutan. Namun bagaimana jika sosok yang diidolakan adalah seorang superstar yang hidupnya ternyata awut-awutan dan menganut paham kebebasan hidup??


Anak Produk Orangtua yang Seimbang:

Walaupun ayah sibuk bekerja di luar rumah tapi komunikasi dengan anak-anaknya tetap dijaga, sehingga anak akan mempunyai sosok yang sempurna dari kedua orangtuanya.

Anak Produk Orangtua Jaman Sekarang:

Orangtua jaman sekarang, adalah produk serba tanggung.  Hasil didikan orangtua jaman dulu yang terlalu mengagungkan sosok ayah namun di sisi lain menganut nilai budaya barat yang menganggap bahwa seorang ayah harus dekat dengan anak-anaknya.  

Ayah dan ibu sibuk bekerja, namun mereka merasa nyaman dengan keadaan yang ada. 
Komunikasi antar anggota keluarga kurang. 
Seringkali ayah hanya menyampaikan pesan untuk anaknya melalui si ibu yang terkadang lupa untuk menyampaikan pesan tersebut (sebab ayah merasa canggung untuk berkomunikasi dengan anaknya).

Hal ini menyebabkan anak lebih senang berada di rumah dan mengurung diri di kamar daripada bergaul untuk mengembangkan diri. Atau bahkan keluyuran di luar terus dan hanya pulang sekedar untuk minta uang kepada orangtuanya.

Produk tanggung ini akan menghasilkan sosok orangtua yang serba permisif dalam mengasuh anaknya.  Mereka mendidik anaknya secara materi (lebih memperhatikan anak dari sisi materi),  yang akan menjadikan anak menjadi kurang mandiri, kurang berani bersaing dan merasa nyaman dengan keadaannya yang ada, akan menjadikan si anak tidak senang berkomunikasi dengan orang lain.  

Orangtua produk tanggung ini akan menyekolahkan anak-anaknya di sekolah-sekolah (seringkali yang melabelkan diri sebagai sekolah internasional), namun ternyata menganut kurikulum yang juga serba tanggung 
(mereka berusaha memadukan berbagai metode pendidikan yang pada akhirnya bahkan tidak jelas produk lulusannya).

Metode pendidikan serba nanggung ini, akan  menghasilkan lulusan berupa anak didik yang serba nanggung, tidak menguasai b. inggris, b. arab, hafidz yang kurang sempurna dan anak dengan karakter serba nanggung pula!

Kesimpulan:

Akan dibawa kemanakah anak-anak kita, wahai saudara-saudaraku yang hidup di jaman serba nanggung ini???  Yang jelas Allah telah mengingatkan bahwa tanggungjawab AYAH lah untuk mengarahkan anak-anaknya, sebagaimana firman Allah:

   Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.“ - QS. Luqman (31) ayat 13.

Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'kub. (Ibrahim berkata):"Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". (QS. al-Baqarah[2]:132)


"Sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban setiap penggembala atas apa yang dia gembalakan. Apakah ia telah memelihara ataukah menghilangkan. Dan Allah akan meminta pertanggungjawaban seseorang tentang keluarganya.” [HR. Ibnu Hibban]


“Seorang ayah yang mendidik anak-anaknya adalah lebih baik daripada bersedekah sebesar 1 sa’ di jalan Allah.” (HR. Tirmidzi)



Wallahu'alam bish showab



Bojongsari, 16-12-11 (16.16.16) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

voa-islam.com Headline Animator