Senin, 31 Oktober 2011
Kamis, 27 Oktober 2011
"SURAT dari IBU"
Pergi ke hidup bebas!
Selama angin masih angin buritan
Dan matahari pagi menyinar daun-daunan
Dalam rimba dan padang hijau
"DOA SEDERHANA UNTUKMU AYAH & ibu"
Rabu, 26 Oktober 2011
“duh...SEANDAINYA AKU MENJADI….”
“Aku capek…aku ingin seperti kalian,
para ibu rumahtangga sejati yang bisa nganterin anak-anaknya ke sekolah setiap
hari, nungguin mereka di sekolah, njemput mereka, nganterin les dan selalu
bersama mereka setiap saat. Pokoknya
bisa memantau perkembangan mereka, melihat kebisaan-kebisaan yang mereka lakukuan
dari hari ke hari…. Ah..alangkah nikmatnya.”
“Tidak seperti aku saat ini, yang harus bangun jauh sebelum subuh, tergopoh-gopoh menyiapkan segala sesuatu, pagi buta berangkat ke kantor dengan terburu-buru, sesampainya di kantor masih dipusingkan dengan berjibunnya pekerjaan yang gak habis-habis, pulang ke rumah di saat matahari sudah terbenam, eh masih harus mengerjakan aneka pekerjaan layaknya PRT, karena aku tak mampu menggaji seorang asisten tuk meringankan pekerjaan domestikku. Mana sempet nemenin anak-anak bikin PR dan maen bersama, karena aku pulang di saat mereka sudah terlelap dan berangkat di saat mereka masih dibuai mimpi. Ketemu anak-anak hanya sabtu-minggu, itu juga kalo sabtu aku gak dapet jatah masuk… Duh…SEANDAINYA AKU MENJADI….”
Selasa, 11 Oktober 2011
"IBUMU...IBUMU...IBUMU..."
Tidak
seorang pun yang mengingkari, keutamaan seorang Ibu, karena dari rahim merekalah tumbuh seorang
anak manusia, dengan melalui suatu proses sejak mengandung sampai melahirkan.
Adalah Ibu yang menjadi titik tumpuan, yang merasakan lelah, sakit dan tidak
nyaman, begitupun dalam melahirkan, sakitnya tidak akan pernah bisa di rasakan oleh kaum
pria, dilanjutkan dengan proses nifas dan menyusui.
Dengan tabah, sabar serta penuh kasih sayang, sang anak dibelai, dicium, disayang, dipeluk dan dilindungi
dengan penuh ke ikhlasan, agar kelak anaknya tumbuh sehat, cerdas, pintar dan
sholeh. Maka patutlah jika seorang ibu yang paling besar haknya terhadap anak.
Sabtu, 08 Oktober 2011
"Saat Seorang Suami diridhoi Mengganti Istrinya"
Bapaknya para Nabi, Nabi Ibrahim as, memandang bahwa
ridhanya seorang istri dengan kehidupannya bersama suaminya dan bersyukur kepadaNya
merupakan syarat kelanggengan perkawinan dan ketidakpuasan istri terhadap
kehidupan bersama suami serta tidak bersyukur kepadaNya, menjadi penyebab kehancuran
perkawinan, karena wanita seperti itu tidak layak menjadi seorang istri.
Maka hadits ini
bercerita tentang Nabi Ibrahim as, dalam kitab shahih bukhari:
Ibrahim as datang untuk menemui Ismail as, setelah dia menikah untuk memeriksa peninggalannya, beliau tidak menemui Ismail as, tetapi hanya bertemu menantunya, maka beliaupun bertanya kepada menantunyanya dan sang menantu menjawab: "Ia keluar untuk mencari penghidupan bagi kami."
Ibrahim as datang untuk menemui Ismail as, setelah dia menikah untuk memeriksa peninggalannya, beliau tidak menemui Ismail as, tetapi hanya bertemu menantunya, maka beliaupun bertanya kepada menantunyanya dan sang menantu menjawab: "Ia keluar untuk mencari penghidupan bagi kami."
Kemudian nabi Ibrahim bertanya kepada
menantunya tentang kehidupan dan keadaan mereka, menantunya menjawab "kami
berada dalam keadaan yang amat buruk, kami hidup dalam kesempitan dan
kesusahan", kemudian dia mengeluh kepadanya.
Nabi Ibrahim berkata "Jika suamimu
datang maka sampaikanlah salamku kepadanya, kemudian katakanlah kepadanya hendaknya dia
mengganti ambang pintu nya."
Takala Nabi Ismail as datang dia merasakan ada sesuatu,
maka dia bertanya, "Apakah ada yang mendatangimu?" Istrinya menjawab "Ya, ada orang tua yang
bercirikan seperti ini mendatangi kita, dia menanyakanmu, maka aku beritahukan. Dia
juga bertanya tentang kehidupan kita, maka aku beritahukan bahwa aku berada dalam
kesulitan dan kesusahan"
Ismail bertanya lagi "Apakah dia berpesan sesuatu
kepadamu?" Istrinya menjawab "Ya, dia menyampaikan salam padamu dan berkata gantilah
ambang pintumu!"
Ismail as berkata, "Itu Ayahku, dia telah memerintahkanku, untuk
menceraikan mu, maka kembalilah engkau pada keluargamu". Lalu dia menceraikan istrinya dan
menikahi wanita lain.
Nabi Ibrahim hidup jauh dari mereka dan sesuai dengan kehendak Allah, pada kesempatan lain beliau
kembali mengunjungi Ismail dan kali inipun beliau juga tidak menjumpai anaknya. Maka dia menemui menantunya
dan bertanya kepada menantunya itu, yang dijawab "Ia keluar utk mencari penghidupan
untuk kami"
Beliau bertanya kembali "Bagaimana keadaan kalian?" Beliau
menanyakan kehidupan dan keadaan mereka, maka menantunya menjawab, "Kami berada
dalam kesenangan dan kebahagian dan kami mensyukuri ni'mat Allah"
Nabi Ibrahim
bertanya kembali, "Apa makanan kalian?", menantunya menjawab "Daging". Lalu dia bertanya kembali "Apa minuman kalian?" Ia menjawab "Air". Beliau berkata "Ya Allah berkahilah daging dan air mereka".
Nabi Muhammad bersabda ketika itu mereka tidak mempunyai gandum, kalau
ada niscaya beliau mendoakan kepada mereka.
Nabi Ibrahim berkata, "Jika suamimu datang
maka sampaikanlah salamku kepadanya dan perintahkan dia untuk mempertahankan ambang
pintunya".
Maka takala Ismail as datang, dia bertanya kepada istrinya "Apakah ada yang mengunjungimu?", "Ya, seorang tua yang bagus rupanya dan dia memujinya, lalu dia menanyakanmu, maka aku
beritahukan dan dia menanyakanku bagaimana kehidupan kita, maka aku beritahukan
aku dalam keadaan baik"
Ismail bertanya, "Apakah dia berpesan sesuatu
kepadamu?" Istrinya menjawab "Ya, dia mengirimkan salam kepadamu dan memerintahkanmu
mempertahankan ambang pintumu".
Ismail as berkata, "Itu Ayahku dan engkaulah
ambang pintunya, dia memerintahkan untuk mempertahankan mu"
(HR Bukhari)...
Langganan:
Postingan (Atom)