Jumat, 09 Desember 2011

"MUTUNG"


Mutung alias ngambek alias purik (kata orang jawa timur) biasanya dilakukan sebagai aksi protes terhadap sesuatu hal yang dirasa dan dianggap kurang berkenan oleh seseorang.


Cara mengungkapkannya bisa beragam.  Ada yang kalau lagi mutung diam seribu basa, ada yang mengunci diri di kamar, ada yang marah-marah hingga menangis, ada yang kabur dari rumah bahkan ada yang membunuh anak-anaknya atau bunuh diri dengan mengikutsertakan anak-anaknya (masih ingat berita seorang ibu di bandung yang tega membunuh tiga orang buah hatinya yang masih kecil atau berita tentang seorang ibu yang nekad bunuh diri dengan balitanya beberapa waktu yang lalu).


Mutung bukan hanya melanda anak kecil kala permintaannya tidak dipenuhi, remaja ABG kala tidak bersesuaian paham dengan orangtuanya atau pasangan suami istri saja, tetapi mutung juga sering melanda para wakil rakyat kita di gedung dewan yang terhormat hingga ke pejabat negara.


Kali ini saya akan membahas mutung yang sering dilakukan para istri untuk memprotes suaminya.

Jika ditarik benang merah dari beberapa kasus yang saya amati, ternyata persoalan terbesar adalah masalah nafkah keluarga, selain masalah asmara tentunya. Di satu sisi suami tidak mampu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga sehingga si istri harus ikut banting tulang, namun di sisi lain mereka tetap harus bertugas fulltime sebagai ibu rumahtangga yang mengurusi tetekbengek rumah hingga menemani anak-anaknya belajar. Seringkali seorang istri bahkan tidaksempat memikirkan dan mengurus dirinya sendiri lagi.  Semua waktu, pikiran, tenaga dan dana tercurah untuk kebahagiaan anak dan suami semata.


Jika emosi sedang memuncak, ada yang meluapkannya dalam bentuk protes lisan, tulisan atau tindakan. Yang terparah tentu lisan dan tindakan.  Jika hati sedang marah, hanya setanlah yang bersemayam, segala sumpah serapah bisa terlontar tanpa kendali.


Salah satu tindakan terjauh seorang istri yang lagi mutung adalah pergi meninggalkan rumah, sehari, dua hari, seminggu bahkan berbulan dengan harapan suami akan mengalah untuk menyusul dan meminta maaf.  Namun suami tentu mempunyai gengsi tersendiri untuk melakukan hal yang dianggapnya merendahkan harga dirinya itu (bukan maksud mengemis cinta loooh…tapi mengalahlah wahai para suami untuk memenangkan keutuhan rumahtangga).


Seandainya para suami mau berempati dengan segala kesibukan dan kesulitan istri, mau sedikit membantu meringankan beban pekerjaan rumahtangga yang tidak akan pernah ada habisnya itu (semisal memandikan si balita), mau mendengarkan sedikit keluh kesah istri (pura-pura ndengerin juga sudah bisa membuat beban istri berkurang lho), atau mengerjakan sendiri hal-hal kecil yang juga dapat dicontoh oleh putra-purinya (meletakkan segala sesuatu pada tempatnya), tentulah tidak akan pernah terjadi kasus mutung yang berkelanjutan hingga bunuh diri….


Aah…seandainya para suami berakhlakkan Rasulullah saw, seperti hadits-hadits yang diriwayatkan ummul mukminin Aisyah ra:


Hadits “Al-Aswad bertanya kepada Aisyah, “Apakah yang dikerjakan Rasulullah saw, di rumah?” Dia   menjawab , “Beliau biasa di dalam tugas sehari-hari keluarganya, yakni melayani keluarganya maka apabila telah tiba waktu sholat, beliau keluar untuk menunaikan sholat” (HR Bukhari)


Hadits “Aisyah ditanya, “ Apakah yang dikerjakan Rasulullah di rumah?” Dia menjawab, ”Adalah Rasulullah saw membersihkan terompahnya, menjahit bajunya dan mengerjakan apa yang kami kerjakan…” (HR Ibnu Syakir)  


Hadits “Aisyah ditanya, “ Apakah yang dikerjakan Rasulullah di rumah?” Dia menjawab, “Beliau adalah seorang manusia biasa, membersihkan pakaian-pakaiannya, memerah susu kambingnya, dan melayani dirinya.” (HR Akhmad)         



Wallahu’alam bish showab…

(RaDal, 8’12’11-02.02.02)

1 komentar:

  1. Nampaknya itu kebiasaan suami2 di Indonesia, coba kalau kita nonton film2 barat, para suami masak juga, nyuci juga, momomg anak juga .......
    Padahal umumnya mereka, ndak kenal Rasulullah ya....

    Apa yang salah ya???? Ayo para suami dan para bapak ........ cari duit jalan terus, belajar agama jangan ditinggal ......

    BalasHapus

voa-islam.com Headline Animator