Entah apa yang ada dalam pikirannya… Entah jin apa yang
sedang bersarang di relung hatinya… Tapi segala tindak tanduknya akhir-akhir
ini cukup membuatku menggeleng-gelengkan kepala. Segala sepak terjang dan perubahan yang
mencolok dari dirinya membuatku tercengang-cengang…
Sebegitu berpengaruhkah orang yang akhir-akhir ini
bersemayam di hatinya? Sosok yang siang malam selalu menghantui pikirannya dan
senantiasa meriuhkan hari-harinya dengan denting “ping” di BBnya?
Siapakah mahluk misterius itu? Yang mampu menurunkan berat
badan sobatku hingga 5 kg hanya dalam
tempo sebulan? Yang membuat sobatku tak bernafsu makan dan snantiasa terjaga di
kala malam?
Setiap kali kami bertemu… selalu sosok itu yang
diceritakannya…
--------------------------------------------
“Ah…gelang jelek begini, apa bagusnya?”, ledekku sambil melihat sekilas.
“Ini gelang mahal lho mbak, harganya puluhan jiti!!”, lanjutnya pula
sambil tersenyum bangga.
“Ckckckck…”, aku terpana dan hanya mampu berdecak kagum…
Bukan kagum akan barang yang dipamerkannya itu, tetapi kagum pada kenekatannya
menerima barang dari seorang laki-laki yang jelas-jelas bukan siapa-siapanya!
“Yah, semahal-mahalnya pemberian seorang lelaki yang bukan bapak
apalagi suami kita, pasti ada maksudnya. Hati-hati lho!!”, pesanku. Kutatap lekat
matanya, kugenggam erat jemarinya.
--------------------------------------------
Pagi itu ia terlihat semakin ceria… Penampilannya “super
sekali” (mengutip pak Mario Teguh yang super). Dengan gaun biru muda dan asesoris senada menambah cerah
wajahnya yang berulaskan bedak agak tebal
dan makeup ala kadar.
“Wah…sepertinya ada yang beda hari ini..”, sapaku sambil
senyum dikulum.
“Ah, apanya yang beda? Biasa aja kaleee..”, timpalnya.
“Iyaaa…beneer…ada yang berpenampilan baru…agak-agak
gimannaaaa githuuu…”, ledekku.
“Maca ciiiih….??”, balasnya cepat.
“Ehm… ehm…ada angin apa nih?? Lagi berbunga-bunga ya??”,
tanyaku seraya duduk di sampingnya.
“….Oooo…. ada yang lagi gundala eh gundah… sering-sering
ajah… ”, ledekku.
Itulah sepotong episode kehidupan seorang anak manusia, yang
sedang memasuki masa puber keduanya.
--------------------------------------------
Aku jadi teringat kejadian yang sempat kualami hampir tiga tahun yang lalu, serupa
tapi tak sama. Jadi aku sangat maklum dan mafhum sekali dengan segala tingkah
polahnya akhir-akhir ini.
Di saat usia seseorang memasuki kepala empat, di saat ekonomi
sudah mapan, di saat penampilan juga sudah menemukan kesempurnaan dan di saat
status pernikahan sudah menuju ambang kejenuhan, akan adaaaa saja badai
gelombang yang siap menghadang.
Bisa dalam bentuk godaan harta, tahta ataupun wanita… Ini
jamak adanya dan sudah jadi rahasia umum pastinya. Life begin at 40th, kata
orang-orang. Puber kedua dapat menyerang
siapa saja, dari kalangan mana saja.
Lihatlah kasus-kasus politikus yang berseliweran di layar
kaca akhir-akhir ini, rata-rata tokoh utamanya berusia sekitar empatpuluhan kaan?
--------------------------------------------
Kembali ke cerita sobatku itu…
Aku mengenalnya sekitar lima tahun yang lalu. Berasal dari keluarga yang cukup berada,
suami yang berusia jauuh di atasnya dan anak-anak yang sudah beranjak remaja
karena dia menikah di usia cukup muda, duapuluh tahun!
Ketika segala kemapanan hidup sudah berada dalam genggaman,
ada saja keisengan yang dilakukannya, apalagi ditunjang fasilitas yang
dimiliki.
“Baguslah…”, komen ku kala itu, sambil sedikit menasehati
bahwa lebih baik hubungan “terlarang” itu tidak diteruskan.
“Tapi…aku kangen dengan puisi-puisi romantisnya yang setiap
pagi menyapa hari-hariku mbak…”, kilahnya.
“Yaaaa… suamiku mah gak ada romantis-romantisnya mbak…”,
ujarnya pula.
“Yah sudah, terimalah suamimu apa adanya… syukuri segala
kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya, Toh kamu sudah memilih laki-laki itu
sebagai suamimu”, nasehatku lagi.
Kupikir nasehatku itu
cukup menggugah hatinya, ternyata beberapa bulan kemudian….
--------------------------------------------
“Mbak… sekarang aku
dah gak sedih lagi, karena sudah nemu penggantinya”, kicaunya suatu hari
Alamaaak…. Sia-sialah mulutku berbusa-busa menasehatinya
panjang lebar kemaren dulu.
“Yah…emang kepribadianmu begitu… Suka iseng nggangguin
laki-laki!”, ujarku tanpa tedeng aling-aling.
“Hehehe… kok tahu???”, tanyanya.
“Tapi aku kan gak pake hati mbak, seneng aja rasanya ada
yang merhatiin dan bisa nggodain”, timpalnya lagi masih cengengesan.
“Terserah kamu aja deh… tapi kalo ada apa-apa tanggung
resikonya yaa…”, pesanku.
--------------------------------------------
Tiba-tiba tadi siang dia curhat lagi padaku,
“Mbak… sebenernya
aku bisa aja dan pengen banget mengakhiri hubungan ajaibku dengan yang sekarang,
tapi kok agak susah ya mbak? Gak seperti yang kemaren-kemaren itu…”,
“Gimana gak susah? Lha kamu sendiri yang emang sengaja bikin
susah dan ribet”, komenku.
“Emang sih, tapi kali ini aku dah bertekad untuk segera
mengakhirinya mbak… Tolongin aku yaaa…”, pintanya memelas.
“Kemaren kan mbak menyarankan ku untuk segera menyelesaikan
segala keruwetan ini secara baik-baik. Sekarang
aku mau minta tolong, temenin aku untuk menemuinya ya mbak …”, pintanya lagi.
“Oke… oke…baiklah, tapi aku jangan dijadikan kambing congek
yaaa…”, ledekku.
“Hehehe….justru aku minta mbak nemenin, tapi duduknya jauh-jauh dari kami, dilarang
nguping”, sambernya.
“Halah… Muales buanget deh….”, batinku…
--------------------------------------------
Nih orang niat apa gak sih mengakhiri hubungan terlarangnya
itu? Karena aku yakin bahwa dia amat sangat menikmati keisengannya dan sepertinya si laki-laki juga sudah
terlanjur jatuh hati tanpa ingat anak-istrinya lagi. Padahal sobatku ini tak
mungkinlah meninggalkan suami dan anak-anaknya.
“Ya udah gini aja... Mohon maaf kali ini aku gak bisa bantu,
karena aku sudah kasih warning jauh-jauh hari sebelum keruwetan ini
terjadi. Silakan kamu selesaikan sendiri! Kalo gak bisa mutusin tuh laki-laki, yah kamu
terus terang aja ke suamimu, ceritakan kalo ada seseorang yang mengejar-ngejar
kamu, padahal dia sudah tahu statusmu. Smoga suamimu tidak marah dan mau
membantu kamu menyelesaikan masalahmu ini. Dan jangan lupa, perbanyaklah
istighfar, bertobatlah sebelum karma mengenaimu karena keisenganmu itu. Satu hal lagi, inget, kamu punya anak-anak,
gak malu apa kalau mereka tahu ulah ibunya?”, uraiku panjang lebar.
Kulihat matanya berkaca-kaca, wajah ayunya semakin kusut
saja….
Terbayang olehku reaksi suaminya jika sobatku ini berterus terang…..
Hiiii…. Seandainya aku yang mengalami…. Audzubillahi min dzalik…
--------------------------------------------
Sob…. Siapapun kamu, apapun statusmu, berapapun umurmu…
Ingatlah firman Allah swt “walaa taqrobbuuz zinaa, innahuu kaana
faahisyatan wasaa a sabiilan, janganlah kamu mendekati zina, (zina) itu sungguh
perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk!!” (QS Al Isra’ (17): 32)
Mendekati aja gak boleh, apalagi melakukannya yaa …bro..sist… !!!
Seneng dan kagum dengan seseorang sah-sah aja. Bosen dengan rutinitas dan pasangan kita,
wajar adanya. Namun berhubungan dengan
laki-laki atau perempuan yang bukan muhrim, apalagi sampai pake rayuan gombal…
Itulah saatnya para setan dan pasukannya mulai bekerja…!!!
--------------------------------------------
m.a.k.a…..
WASPADALAH!!!
WASPADALAH!!!
--------------------------------------------
AsBar, 7/7/12 (17.17.17)
baca juga artikel "CLBK...cilukba yang berbahahaya..." yaa.. tq
BalasHapusTernyata usia 40 an cukup rawan ya, yang penting jangan sampan kebablasan ya .... Kebablasan pengen ketemuan, kebablasan hatinya, kebablasan bbm an, kebablasan sok perhatian sama yang di rumah padahal hati ada di awang2 ..... Hmmmm kebablasan sakit , karena cari penyakit
BalasHapus